Oleh Yathi Hasta
“Tadi bawa sawi berapa, Bu?”
Kaget oleh suara yang tiba-tiba datang dari belakang membuatku spontan
menoleh. Spontan pula sebaris tanya itu mengiritasi hatiku. Aku begitu cepat tersinggung dan menusuk nenek penjual sayur, dimana aku tadi berbelanja, dengan tatap tak sedap.
Segera kuminta Santi untuk membuka plastik dan menunjukkan isinya. Lalu
dengan emosi kukatakan kalau aku tak mungkin mencuri benda remeh itu.
Gerutuku terus berlanjut tapi nenek tak membalas, sampai ia permisi dan
memintaku menunggu.
Ocehanku masih belum selesai ketika nenek itu kembali. Ia memberikan sebuah
sawi putih dan berkata kalau itu milikku yang ketinggalan. Ia menjelaskan,
dua kilo sawi yang tadi kubeli berisi tiga buah tapi Santi hanya membawa dua.
Rasa malu menampar. Juga kesal dan sesal. Nenek itu meninggalkan
dagangannya demi mencariku untuk memastikan bahwa barang belianku
memang tertinggal. Tapi aku berprasangka buruk lalu mengucapkan kata-kata
yang menyakiti perasaannya. :(
No comments:
Post a Comment