Friday, July 26, 2013

Dunia Terbalik



Untuk kedua kalinya, saya menggunakan jasa penerjemah Pak Ruli 
(bukan nama sebenarnya). 'Masalah' yang  timbul  pada  kerjasama 
kedua adalah beliau menolak tambahan fee yang saya ingin berikan. 

Saat saya meminta Pak Ruli untuk mengerjakan terjemahan tersebut, 
saya tidak membicarakan masalah rate karena sudah tahu. Setelah 
pekerjaan selesai dan diserahkan kepada saya, Pak Ruli seperti 
orang 'amnesia',
tak sekali pun bertanya kapan akan dibayar 
apalagi menagih. Bahkan tak pernah menghubungi saya. 

Setelah saya dibayar oleh klien, seperti biasaya, saya mengabarkan 
hal tersebut kepada Pak Ruli, juga memberitahu bahwa saya 
bermaksud membayar lebih dari tarif yang beliau ajukan. 
Saya pikir Pak Ruli akan 'melonjak senang'. Nyatanya 
tidak. Dengan kalem beliau mengatakan, "xx rupiah 
per lembar saja, Bu. Sisanya buat Ibu." 

Sejenak saya terdiam.  Biasanya orang-orang meminta 
sesuai tarif mereka atau lebih, tapi yang ini, meskipun bersedia 
diberi tambahan fee, dia hanya mengambil 20% dari tambahan yang 
saya tawarkan. Hei... bukan berarti saya hendak mengatakan bahwa orang-
orang yang mempertahankan tarifnya atau minta lebih dari yang saya tawarkan itu 
buruk, lho. Saya tidak bicara baik-buruk dlsb. di sini. Saya hanya berbagi karena saat 
itu sempat dibuat surprise dan merasa dunia seperti terbalik. 

Sebuah ingatan melintas di benak saya. Sehari sebelum kejadian tersebut, 
beberapa orang rekan mengajak menyumbang ke panti asuhan, dan tahu yang harus saya lakukan.


Bekasi 27 Juli 2013







No comments:

Post a Comment