Untuk kedua kalinya, saya menggunakan jasa penerjemah Pak Ruli
(bukan nama sebenarnya). 'Masalah' yang timbul pada kerjasama
kedua adalah beliau menolak tambahan fee yang saya ingin berikan.
Saat saya meminta Pak Ruli untuk mengerjakan terjemahan tersebut,
saya tidak membicarakan masalah rate karena sudah tahu. Setelah
pekerjaan selesai dan diserahkan kepada saya, Pak Ruli seperti
apalagi menagih. Bahkan tak pernah menghubungi saya.
Setelah saya dibayar oleh klien, seperti biasaya, saya mengabarkan
hal tersebut kepada Pak Ruli, juga memberitahu bahwa saya
bermaksud membayar lebih dari tarif yang beliau ajukan.
Saya pikir Pak Ruli akan 'melonjak senang'. Nyatanya
tidak. Dengan kalem beliau mengatakan, "xx rupiah
per lembar saja, Bu. Sisanya buat Ibu."
Sejenak saya terdiam. Biasanya orang-orang meminta
sesuai tarif mereka atau lebih, tapi yang ini, meskipun bersedia
diberi tambahan fee, dia hanya mengambil 20% dari tambahan yang
saya tawarkan. Hei... bukan berarti saya hendak mengatakan bahwa orang-
orang yang mempertahankan tarifnya atau minta lebih dari yang saya tawarkan itu
buruk, lho. Saya tidak bicara baik-buruk dlsb. di sini. Saya hanya berbagi karena saat
itu sempat dibuat surprise dan merasa dunia seperti terbalik.
Sebuah ingatan melintas di benak saya. Sehari sebelum kejadian tersebut,
beberapa orang rekan mengajak menyumbang ke panti asuhan, dan tahu yang harus saya lakukan.
Bekasi 27 Juli 2013
No comments:
Post a Comment