Oleh Yathi Hasta
Iyo, skit jantung. Iseh neng ugd...
Aku tersentak membaca SMS itu. Jantung! UGD! Bagaimana bisa ibu sakit
jantung dan dirawat di UGD?!
Airmata sebentar-bentar mengalir, menemani perjalananku pulang kampung.
Malam itu aku baru tahu, orang yang sudah dewasa dan mandiri sekalipun
akan merasa sangat takut bila harus kehilangan orang tuanya. Lalu
bagaimana dengan anak kecil yang sudah yatim-piatu?
Tapi aku tak boleh rapuh di depan ibu. Ketika tiba di rumah sakit, semua orang
pun mengingatkanku untuk tidak menangis di depan ibu. Alhamdulillah, aku
bisa melakukannya dengan baik.
Sore harinya aku menjenguk Bibi Marni yang kena bacok arit oleh dirinya sendiri
dan mendapat 20 jahitan. Ngilu rasanya melihat tangan berbalut perban itu.
Keesokan harinya kakak keduaku datang menjenguk ibu, tapi tanpa istri dan
Ternyata anak bungsunya kembali mendapat cobaan sebulan yang lalu. Saat itu,
Dik Agung, anak bungsu kakakku sedang mengejar bola yang lari ke arah anak
remaja yang sedang bermain badminton. Malang, ia kena pukulan raket di mata
kiri hingga korneanya rusak dan tak dapat melihat lagi.
Bulan ramadhan yang penuh kejutan! Tapi kami tak boleh mengeluh sebab ini
hanya sebuah sentilan.
Alhamdulillah, ibu telah membaik. Sekarang waktunya mengupayakan
kesembuhan Dik Agung dan semoga Bibi Marni pun segera sembuh.
Amin ya Allah ya robbal alamin. Semoga Engkau mengampuni dosa kami.
*FF ini dimuat di buku Selaksa Makna Ramadhan
No comments:
Post a Comment